Berandabandung.comValencia – Davide Brivio jadi otak di balik kegemilangan Suzuki menjadi juara MotoGP 2020. Tak banyak yang tahu, mantan manajer Valentino Rossi ini harus memulai segalanya dari nol di Suzuki.

Semuanya dimulai sejak 2012. Sejak memutuskan mundur dari MotoGP pada 2007, Suzuki tak punya rencana apapun untuk kembali.

Hingga datanglah seorang “penyulap” Davide Brivio. Pria kalem inilah yang mencoba bujuk Suzuki kembali.

Namun fakta di lapangan berbicara lain. Dia tak melihat ada apa-apa di Suzuki karena belum dipersiapkan apapun. Meski begitu, Manajer Tim Suzuki Ecstar ini bersyukur karena bisa memulainya dari kertas kosong sehingga bisa membentuk tim Suzuki jadi tim apapun.

“Dengan Suzuki, hal paling bagus kami memulainya dari kertas putih,” ujar Brivio seperti dikutip situs MotoGP

Tak Punya Apa-Apa

Brivio memulai tugas pertama di Suzuki pada April 2013. Dia pun sempat terkejut saat melakukan meeting pertama.

“Jadi kami harus mengatur ulang tim dan saya lalu bilang,” oke bagaimana dengan peralatan? Maksudnya dimana markas tim, truk, peralatan, peti dan apa saja,” ujar Brivio.

“Mereka lalu bilang,” kami tak punya apa-apa! Saya lalu tanya, “Apa maksudnya tak punya apa-apa? Dimana truk?”

Beli Satu-Satu

Brivio mengaku harus membeli satu-satu apa yang dibutuhkannya. Namun disitulah titik menariknya.

“Apa yang harus dibeli? Ayo beli ini. Kami butuh ini, itu…Dengan segala keterbatasan itu, kami bahagia dengan apa yang sudah kami lakukan,” ujarnya.

Pembalap Muda

Brivio juga senang karena Suzuki memiliki misi untuk membangun pembalap muda. Di sini, pembalap muda itu dibentuk menjadi pembalap yang memiliki karakter Suzuki.

“Anda tak pernah tahu pembalap itu mungkin pergi dan itu terjadi. Namun presiden kami selalu mendukung kami untuk terus melakukan ini,” ujarnya.

Suzuki terus bangkit meski ditinggal pembalap. Contohnya Maverick Vinales yang diboyong dari Moto2. Suzuki mengontrak Alex Rins dan kini Joan Mir yang sudah menjadi juara dunia.

Sumber: Liputan6.com